Sabtu, 11 Desember 2010

Ilmu Alamiah Dasar (DNA)



BAB l
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dewasa ini masih banyak di kalangan masyarakat umum, baik kalangan komunitas masyarakat primitif maupun di komunitas masyarakat yang tinggal di kota mereka beranggapan bahwa teori Darwin benar-benar nyata terjadi. Padahal Darwinisme tidak lain dari kepercayaan yang sepenuhnya tidak masuk akal dan bersifat takhyul. Siapa pun yang berakal sehat akan melihat bukti dari fakta besar itu dengan memperhatikan DNA, atau bagian lain dari alam semesta. Manusia dan semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Rabb dari semesta alam.
            Padahal seperti kita ketahui bersama bahwasanya Allah SWT. Telah berfirman dalam kitab suci Al-Qur’an tepatnya dalam surah QS: Al-Alaq(2) kemudian Allah SWT juga menjelaskan pada surah Al-Kahfi(37) , disini Allah SWT  menerangkan secara bahwasanya "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?”. Akan tetapi masih banyak di antara kita yang mengakui akan teori Darwines.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan DNA?
2.      Apa saja yang terkandung di dalam DNA?
3.      Apa benar teori Evolusi?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari DNA.
2.      Untuk mengetahui informasi apa saja yang terkandung dalam DNA.
3.      Untuk mengetahui kebenaran teori Evolusi.
BAB ll
PERMASALAHAN
Dalam pembuatan atau pengelolaan produk atau pabrik teknologi, sarana yang paling banyak digunakan adalah pengalaman dan akumulasi pengetahuan yang diperoleh manusia selama berabad-abad. Pengetahuan dan pengalaman penting yang dibutuhkan untuk membangun tubuh manusia, 'pabrik' paling maju dan canggih di muka bumi, tersimpan di dalam DNA. Poin penting untuk diperhatikan di sini adalah bahwa DNA telah senantiasa ada semenjak manusia pertama dengan semua kesempurnaan dan kompleksitasnya. Sebagaimana dapat dibaca pada baris-baris di bawah, Anda juga akan melihat dengan jelas betapa tidak masuk akalnya untuk mengklaim, sebagaimana para evolusionis, bahwa molekul seperti itu, dengan semua struktur dan sifatnya yang menakjubkan, berasal mula dari peristiwa kebetulan.
DNA terlindung dengan baiknya di dalam nukleus (inti sel) yang berada di pusat sel. Jika di ingat bahwa sel-sel manusia - terhitung lebih dari 100 miliar - memiliki diameter rata-rata 10 mikron (satu mikron adalah 10-6 m.), kecilnya wilayah yang dibicarakan akan dipahami lebih baik. Molekul yang menakjubkan ini merupakan bukti nyata dari kesempurnaan dan sifat luar biasa dari seni penciptaan oleh Allah. Begitu luar biasanya sehingga suatu cabang sains khusus dibuat untuk mendalami rahasia molekul ini yang masih banyak tersembunyi. Nama cabang sains ini adalah "Genetika". Dikenal sebagai sains abad ke-21, genetika masih dalam fase merangkak, sejauh berbicara tentang menyelesaikan misteri DNA, walaupun semua sarana teknologi telah digunakan kehidupan di dalam nukleus.
Tepat pada fase di mana sel telur yang baru saja dibuahi di dalam rahim ibu, semua karakteristik yang akan kita miliki di kemudian hari telah ditentukan dalam takdir tertentu dan dikodekan di dalam DNA kita dalam suatu bentuk yang teratur. Semua ciri kita, seperti tinggi badan, warna kulit, golongan darah, bentuk wajah yang akan kita miliki ketika berumur tiga puluhan dikodekan di dalam inti sel awal kita tiga puluh tahun dan sembilan bulan sebelumnya, sejak saat pembuahan.


BAB III
PEMBAHASAN
A.    KEAJAIBAN DNA
DNA adalah asam nukleat yang mengandung intruksi genetik yang di gunakan dalam pengembangan dan fungsi dari semua organisme hidup yang dikenal dengan pengecualian beberapa virus, peran utama dari mulekul DNA penyimpanan jangka panjang dari informasi.
Semua informasi tentang makhluk hidup disandikan didalam mulekul-mulekul DNA raksasa yang ditemukan di dalam nukleus setiap sel. DNA makhluk hidup terbentuk oleh ratusan ribu mulekul kecil yang disebut nukleotida yang memiliki empat tipe. Urutan mereka bersifat spesifik pada tiap-tiap sandi tentang karakteristik spesies tersebut. Hal yang sama pun berlaku pada manusia. Berkat urutan DNA kita, manusia sebagai spesies berbeda dari semua bentuk kehidupan lainnya; dan setiap DNA manusia membuatnya sedikit berbeda dengan manusia lainnya. Kita dapat membandingkan nukleotida dengan huruf-huruf dalam abjad. Karena terdapat empat nukleotida yang berbeda, kita dapat menyamakan DNA dengan sebuah ensiklopedia yang tersusun dalam sebuah abjad yang terdiri dari empat huruf.
                        Urutan “ huruf ” di dalam mulekul DNA menentukan setiap detail tubuh manusia. Di samping detail seperti tinggi, serta warna mata, kulit, rambut, cetak biru bagi seluruh 206 tulang, 600 otot, jejaring 10.000 saraf pendengaran, dua juta saraf penglihatan, 100 miliyar sel saraf dan lebih dari 100 triliun sel-sel lain terkandung di dalam DNA setiap sel. Jika semua informasi genetik yang tersimpan di dalam  DNA dipindahkan ke halaman tercetak, mereka akan mengisi 900 jilid dengan 500 halaman masing-masingnya. Namun, kuantiotas raksasa informasi DNA disandikan di dalam nukleus sel yang sangat kecil sekali.



      Ini di jelaskan di dalam Al-Qur’an:
Ÿ@ÏGè% ß`»|¡RM}$# !$tB ¼çntxÿø.r& ÇÊÐÈ   ô`ÏB Ädr& >äóÓx« ¼çms)n=yz ÇÊÑÈ   `ÏB >pxÿôÜœR ¼çms)n=yz ¼çnu£s)sù ÇÊÒÈ  
“ binasalah manusia, alangkah alamat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menjadikannya lalu menentukannya”.[1]
Data yang terkandung di dalam satu mulekul DNA akan mengisi satu juta halaman. Dengan kata lain, informasi yang sebanding dengan sejuta halaman ensiklopesia tersimpan di dalam nukleus dari sel manusia, mengontrol semua fungsi tubuh. Sebagai perbandingan, salah satu ensiklopedia terbesar di dunia, The Britannica, mengandung 23 jilid dengan total 25.000 halaman. Muncullah sebuah gambaran yang luar biasa. Di dalam sebuah nukleus sel yang teramat kecil terdapat sebuah mulekul yang berperan sebagai bank data, 40 kali lebih besar dari eksilopedia terbesar di dunia, dengan jutaan tema yang berbeda. Ini mewakili eksiklopedia yang dengan ukuran raksasa, setebal 920 jilid, tidak sama dengan apa pun yang saat ini ada di dunia saat ini. Para peneliti menyebutkan bahwa “ensiklopedia” ini mengandung lima juta bit data yang berbeda.[2]
Bank data yang besar ini ada di dalam masing-masing dari 100 triliun sel pada jutaan orang yang pernah hidup sejak manusia pertama. Tidak diragukan bahwa kenyataan ini merupakan demonstrasi yang jelas tentang kekuasaan Allah yang tak terhingga, sebagai rabb semesta alam.
           
B.     EVOLUSI MANUSIA
Penemuan Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk hidup yang  bukan manusia menimbulkan banyak reaksi yang pro dan kontra di kalangan masyarakat ilmiah. Terlebih karena manusia mempunyai persamaan dengan kera, sedangkan persamaan-persamaan itu menunjukkan kekerabatan.
Akan tetapi, disamping persamaan-persamaan tersebut, banyak sifat yang membedakan manusia dari kera. Salah satu diantaranya yang terpenting adalah volume otaknya. Familia kera yang terbesar, gorila misalnya, volume otaknya hanya sekitar 600 cc, sedangkan volume otak manusia modern yang terkecil lebih dari 900cc. Rata-rata volume otak manusia modern adalah 1230 cc. Tulang dahi diatas mata dari kera sangat menonjol, sedangkan pada manusia moderen tidak demikian. Dahi manusia membentuk sudut yang tegak, sedangkan dahi kera membentuk sudut yang tajam. Rahang bawah manusia membentuk dagu yang tajam, sedangkan rahang bawah kera tidak demikian. Tangan kera lebih panjang dari pada tangan manusia. Dan masih banyak lagi hal-hal yang membedakan antara manusia dengan kera.[3]

 Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.   ( QS: al-A’raf: 11)
Para evolusi dahulu sering kali menyebut-nyebut adanya mata rantai yang hilang (missing link) yang menghubungkan manusia dengan kera. Beberapa ahli berpendapat, sifat-sifat dari mata rantai yang hilang itu adalah antara manusia dengan kera. Tengkorak Australopiticus bentuknya menyerupai tengkorak simpanse atau gorila; volume otaknya di perkirakan kurang lebih 600 cc, separo dari volume otak manusia. Dahinya lebih menyerupai dahi manusia. Bentuk rahang dan giginya seperti gigi manusia.
Kemungkinan bahwa Australopithecus merupakan nenek moyang dari manusia telah banyak dipikirkan oleh para ahli, tetapi hal tersebut hanyalah merupakan sebuah kemungkinan, setidak-tidaknya sampai sekarang juga masih berupa dugaan, belum di buktikan secara nyata. Padahal di Al-qur’an Allah SWT telah menjelaskan:
Ü=|¡ø ÇÌÐÈ  
 Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa    pertanggung jawaban)?.  Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). (QS: al-Qiyaamah: 36-37).
Kemudian Allah juga menjelaskan dalam firman-Nya:
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 9@»|Áù=|¹ ô`ÏiB :*uHxq 5bqãZó¡¨B ÇËÏÈ
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.(QS: Al-hijr:26)
Sebenarnya evolusi bukanlah sebuah teori ilmiah, melainkan sebuah kepercayaan musyrik. Gagasan tentang evolusi muncul pertama kalinya dalam masyarakat kuno, seperti Mesir, Babilonia, dan Sumeria, lalu mencapai para filsuf Yunani kuno.
Beragam konsep bisa muncul di benak kita apabila teori evolusi disebut. Sebagian orang, terutama kaum materialis yang mengira teori ini adalah fakta yang sudah terbukti secara ilmiah, dengan amat sengit mendukungnya, dan juga, dengan sama sengitnya, menolak semua gagasan yang bertentangan dengannya.
Kelompok kedua terdiri atas orang-orang yang tidak punya cukup keterangan tentang berbagai pernyataan teori evolusi. Mereka tak begitu tertarik kepadanya, karena tidak menyadari kerusakan yang telah dibawa Darwinisme kepada kemanusiaan dalam satu setengah abad terakhir ini. Bagi mereka tidak menjadi masalah bahwa teori ini dicekokkan kepada masyarakat serta dipertahankan mati-matian, sekalipun secara ilmiah teori ini sudah tidak absah, sebab mereka telah menutup mata terhadap apa yang sedang berlangsung.
Kelompok ketiga adalah mereka, yang di bawah pengaruh saran dan propaganda materialis, memandang teori ini sebagai fakta ilmiah dan mencari "jalan tengah" antara teori evolusi dan iman kepada Allah. Mereka menerima segenap uraian Darwinisme tentang asal-muasal kehidupan, namun mencoba membangun jembatan yang menghubungkan teori evolusi dengan kepercayaan agama, yaitu dengan berpendapat bahwa peristiwa dalam uraian tersebut berlangsung dalam kendali Allah.[4]

PENUTUP

Kesimpulan
Sebuah herarki yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Sangat teratur dan sistematis. organisme atau makhluk hidup yang ada di muka bumi ini tersususn atas herarki kehidupan yang sangat terorganisir dan itu semua adalah hasil ciptaan yang maha dahsyat dari sang pencipta. Dikatakan oleh schwan seorang peneliti sel, bahwasanya unit terkecil dari makhluk hidup adalah sel, dan di dalam inti sel atau nuklus yang sangat kecil ini terdapat DNA.  Dari sel tersebut terbentuklah jaringan, dari jaringan terbentuklah organ tubuh, dari organ tubuh membentuk system organ lalu jadilah organisme atau individu yang beragam bentuk dan sifatnya.
Teori darwinisme sangat tidak masuk akal apabila kita telah telah mengkaji proses terbentuknya organisme. Organisme manusia dengan kera sangatlah berbeda, perbedaan itu dapat kita lihat dari volume otak manusia dank kera maupun dari bukti-bukti yang lain. Teori yang dikembangkan darwin ini hanyalah khayalan semata dan sifatnya takhayul.
          Saran
            Penyusun menyadari bahwa pembuatan paper ini jauh dari titik kesempurnaan. Karena manusia sendiri sejatinya bukanlah dari dzat yang sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun paper ini mengharapkan masukan dan saran dari berbagai para pembaca dan semua pihak sekalian demi pembenahan paper ini selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA
http:// DNA-wikipedia, the free encyclopedia.org/w/index.php?title= =edit.
Muchtaromah,Bayyinatul; 2007, Siapakah Penentu Jenis Kelamin? study genetika modern dalam Al-Qur’an,UIN-malang press.
Yahya, Harun;2007, Rantai Keajaiban (Chain of Miracle), PT Syamil Cipta Media, Bandung.
Abdushamad Kamil, Muhammad; 2002, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, Akbar Media Eka Sarana, Jakarta.
Yahya,Harun; 2004, Mengapa Darwines Bertentangan Dengan Al-Qur’an, Bandung.




















[1] Yang dimaksud dengan “menetukan” pada ayat ini adalah menentukan fase-fase kejadiannya, umur, rezeki dan nasib.

[2] Harun Yahya, Rantai Keajaiban, 2007, Dzikra, hal 92

[3]  Drs. Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, 2008, Jakarta:Rajawali Press, Hal 147.

[4] Harun Yahya, Mengapa Darwines Bertentangan Dengan Al-qur’an, 2004

Tidak ada komentar: