Sabtu, 11 Desember 2010

meningkatkan kosentrasi

Dalam konsentrasi, kita mengumpulkan semua energi yang terpencar untuk fokus hanya kepada satu hal. Apabila kita benar – benar menguasainya, konsentrasi memiliki manfaat yang luar biasa terhadap hidup kita. Konsentrasi dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan ketenangan pikiran. Berikut adalah beberapa saran untuk meningkatkan konsentrasi.

1. Fokus
Konsentrasi berarti kita dapat memfokuskan pikiran kepada satu hal. Konsentrasi mencakup konsentrasi dalam tulisan dan menyelesaikan masalah. Apapun aktivitas kita, criteria yang paling penting adalah untuk fokus, konsentrasi dan atentif kepada aktifitas yang sedang berlangsung. Konsentrasi akan menjadi tidak berarti apabila kita diganggu oleh beberapa hal lain pada saat yang bersamaan. Untuk dapat berkonsentrasi, kita harus berhenti mencoba melakukan beberapa hal pada saat yang sama. Apabila Anda menulis suatu artikel, jangan memikirkan apa yang akan atasan Anda katakan kemudian. Apabila kita dapat fokus, kita akan bisa mendapatkan intensitas luar biasa yang akan membuat kita menyelesaikan tugas – tugas dengan lebih cepat.

2. Belajar Mengontrol Pikiran
Batu sandungan yang utama terhadap konsentrasi adalah gangguan yang tidak diinginkan yang muncul dalam pikiran kita. Gangguan ini akan menghalangi usaha kita untuk mencapai konsentrasi penuh. Solusi satu – satunya adalah belajar untuk mengontrol dan menenangkan pikiran kita. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kita tidak memiliki pilihan untuk menerima ato menolak pikiran; jangan sampai kita merasa menjadi korban dari pikiran kita sendiri. Hal kedua adalah kita harus mengawasi pikiran kita secara sadar dan mencegah diri kita agar tidak terpengaruh gangguan apapun yang dapat mempengaruhi konsentrasi kita. Pada saat kita memulai suatu project, sangatlah mudah untuk bermimpi dan kehilangan fokus. Yang kita butuhkan adalah ketekunan untuk berkonsentrasi tanpa pikiran yang mengganggu. Apabila kita memiliki keinginan itu, konsentrasi akan menjadi lebih mudah.

3. Praktek
Konsentrasi adalah merupakan suatu aktivitas. Tentu saja, semakin kita praktekkan dan latih, akan semakin baik pula kemampuan konsentrasi kita. Kita tentunya tidak mengharapkan untuk bisa menjadi hebat tanpa pelatihan. Sama juga halnya dengan konsentrasi. Konsentrasi adalah seperti otot tubuh, semakin kita melatihnya, maka akan semakin kuat pula jadinya. Memang tidak ada latihan khusus yang spesifik untuk konsentrasi, namun hidup memberikan begitu banyak kesempatan bagi kita untuk melatih konsentrasi. Kuncinya adalah untuk selalu mengambil kesempatan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi.

4. Meditasi
Meditasi, nyata dapat meningkatkan kekuatan konsentrasi. Sebenarnya pada saat kita mencoba untuk meditasi, hal penting yang harus pertama kita kuasai adalah konsentrasi. Meditasi setiap hari dapat memberikan kita kesempatan untuk melatih teknik konsentrasi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengkonsentrasikan pikiran kepada satu lilin atau hanya mengkonsentrasikan pernafasan. Latihan ini sangat sederhana, namun efektif.
Perubahan adalah Sama Baiknya Seperti Mendapatkan Istirahat
Konsentrasi terhadap satu hal untuk waktu yang lama sangatlah sulit. Apabila kita konsentrasi kepada satu tugas untuk satu jam, kita kemudian dapat melanjutkan hal lainnya. Perubahan aktivitas ini membuat kita mampu untuk menggunakan sifat – sifat lain. Oleh sebab itulah kita dapat mempertahankan kekuatan konsentrasi tanpa merasa lelah terhadap suatu aktvitas.

5. Perhatikan Kondisi Fisik
Kekuatan konsentrasi bergantung kepada kondisi fisik kita. Apabila kita merasa lelah atau kurang sehat, konsentrasi akan menjadi lebih sulit. Konsentrasi tentu saja masih dapat dilakukan, hanya saja akan menjadi lebih sulit. namun kita harus mencoba membuat hidup lebih mudah untuk diri kita sendiri; kita harus memberikan prioritas kepada kesehatan kita – cukup tidur, jaga tubuh agar tetap fit. Olahraga membantu kita untuk meningkatkan konsentrasi. Mengurangi berat badan, menjernihkan pikiran dan menciptakan dinamisme juga akan sangat membantu. Tubuh yang sehat dan olahraga dijamin akan membantu meningkatkan kekuatan konsentrasi.
Selain hal-hal di atas, shalat 5 waktu, banyak berdzikir, berdoa sebelum tidur dan selalu berucap alhamdulilah sehabis makan atau usai mengerjakan sesuatu adalah bagian-bagian yang secara tidak sadar dapat meningkatkan kekhusyukan yang itu akan memperkuat daya pikir, dzikir dan konsentrasi. Selamat berlatih


Ilmu Alamiah Dasar (DNA)



BAB l
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dewasa ini masih banyak di kalangan masyarakat umum, baik kalangan komunitas masyarakat primitif maupun di komunitas masyarakat yang tinggal di kota mereka beranggapan bahwa teori Darwin benar-benar nyata terjadi. Padahal Darwinisme tidak lain dari kepercayaan yang sepenuhnya tidak masuk akal dan bersifat takhyul. Siapa pun yang berakal sehat akan melihat bukti dari fakta besar itu dengan memperhatikan DNA, atau bagian lain dari alam semesta. Manusia dan semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Rabb dari semesta alam.
            Padahal seperti kita ketahui bersama bahwasanya Allah SWT. Telah berfirman dalam kitab suci Al-Qur’an tepatnya dalam surah QS: Al-Alaq(2) kemudian Allah SWT juga menjelaskan pada surah Al-Kahfi(37) , disini Allah SWT  menerangkan secara bahwasanya "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?”. Akan tetapi masih banyak di antara kita yang mengakui akan teori Darwines.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan DNA?
2.      Apa saja yang terkandung di dalam DNA?
3.      Apa benar teori Evolusi?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari DNA.
2.      Untuk mengetahui informasi apa saja yang terkandung dalam DNA.
3.      Untuk mengetahui kebenaran teori Evolusi.
BAB ll
PERMASALAHAN
Dalam pembuatan atau pengelolaan produk atau pabrik teknologi, sarana yang paling banyak digunakan adalah pengalaman dan akumulasi pengetahuan yang diperoleh manusia selama berabad-abad. Pengetahuan dan pengalaman penting yang dibutuhkan untuk membangun tubuh manusia, 'pabrik' paling maju dan canggih di muka bumi, tersimpan di dalam DNA. Poin penting untuk diperhatikan di sini adalah bahwa DNA telah senantiasa ada semenjak manusia pertama dengan semua kesempurnaan dan kompleksitasnya. Sebagaimana dapat dibaca pada baris-baris di bawah, Anda juga akan melihat dengan jelas betapa tidak masuk akalnya untuk mengklaim, sebagaimana para evolusionis, bahwa molekul seperti itu, dengan semua struktur dan sifatnya yang menakjubkan, berasal mula dari peristiwa kebetulan.
DNA terlindung dengan baiknya di dalam nukleus (inti sel) yang berada di pusat sel. Jika di ingat bahwa sel-sel manusia - terhitung lebih dari 100 miliar - memiliki diameter rata-rata 10 mikron (satu mikron adalah 10-6 m.), kecilnya wilayah yang dibicarakan akan dipahami lebih baik. Molekul yang menakjubkan ini merupakan bukti nyata dari kesempurnaan dan sifat luar biasa dari seni penciptaan oleh Allah. Begitu luar biasanya sehingga suatu cabang sains khusus dibuat untuk mendalami rahasia molekul ini yang masih banyak tersembunyi. Nama cabang sains ini adalah "Genetika". Dikenal sebagai sains abad ke-21, genetika masih dalam fase merangkak, sejauh berbicara tentang menyelesaikan misteri DNA, walaupun semua sarana teknologi telah digunakan kehidupan di dalam nukleus.
Tepat pada fase di mana sel telur yang baru saja dibuahi di dalam rahim ibu, semua karakteristik yang akan kita miliki di kemudian hari telah ditentukan dalam takdir tertentu dan dikodekan di dalam DNA kita dalam suatu bentuk yang teratur. Semua ciri kita, seperti tinggi badan, warna kulit, golongan darah, bentuk wajah yang akan kita miliki ketika berumur tiga puluhan dikodekan di dalam inti sel awal kita tiga puluh tahun dan sembilan bulan sebelumnya, sejak saat pembuahan.


BAB III
PEMBAHASAN
A.    KEAJAIBAN DNA
DNA adalah asam nukleat yang mengandung intruksi genetik yang di gunakan dalam pengembangan dan fungsi dari semua organisme hidup yang dikenal dengan pengecualian beberapa virus, peran utama dari mulekul DNA penyimpanan jangka panjang dari informasi.
Semua informasi tentang makhluk hidup disandikan didalam mulekul-mulekul DNA raksasa yang ditemukan di dalam nukleus setiap sel. DNA makhluk hidup terbentuk oleh ratusan ribu mulekul kecil yang disebut nukleotida yang memiliki empat tipe. Urutan mereka bersifat spesifik pada tiap-tiap sandi tentang karakteristik spesies tersebut. Hal yang sama pun berlaku pada manusia. Berkat urutan DNA kita, manusia sebagai spesies berbeda dari semua bentuk kehidupan lainnya; dan setiap DNA manusia membuatnya sedikit berbeda dengan manusia lainnya. Kita dapat membandingkan nukleotida dengan huruf-huruf dalam abjad. Karena terdapat empat nukleotida yang berbeda, kita dapat menyamakan DNA dengan sebuah ensiklopedia yang tersusun dalam sebuah abjad yang terdiri dari empat huruf.
                        Urutan “ huruf ” di dalam mulekul DNA menentukan setiap detail tubuh manusia. Di samping detail seperti tinggi, serta warna mata, kulit, rambut, cetak biru bagi seluruh 206 tulang, 600 otot, jejaring 10.000 saraf pendengaran, dua juta saraf penglihatan, 100 miliyar sel saraf dan lebih dari 100 triliun sel-sel lain terkandung di dalam DNA setiap sel. Jika semua informasi genetik yang tersimpan di dalam  DNA dipindahkan ke halaman tercetak, mereka akan mengisi 900 jilid dengan 500 halaman masing-masingnya. Namun, kuantiotas raksasa informasi DNA disandikan di dalam nukleus sel yang sangat kecil sekali.



      Ini di jelaskan di dalam Al-Qur’an:
Ÿ@ÏGè% ß`»|¡RM}$# !$tB ¼çntxÿø.r& ÇÊÐÈ   ô`ÏB Ädr& >äóÓx« ¼çms)n=yz ÇÊÑÈ   `ÏB >pxÿôÜœR ¼çms)n=yz ¼çnu£s)sù ÇÊÒÈ  
“ binasalah manusia, alangkah alamat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menjadikannya lalu menentukannya”.[1]
Data yang terkandung di dalam satu mulekul DNA akan mengisi satu juta halaman. Dengan kata lain, informasi yang sebanding dengan sejuta halaman ensiklopesia tersimpan di dalam nukleus dari sel manusia, mengontrol semua fungsi tubuh. Sebagai perbandingan, salah satu ensiklopedia terbesar di dunia, The Britannica, mengandung 23 jilid dengan total 25.000 halaman. Muncullah sebuah gambaran yang luar biasa. Di dalam sebuah nukleus sel yang teramat kecil terdapat sebuah mulekul yang berperan sebagai bank data, 40 kali lebih besar dari eksilopedia terbesar di dunia, dengan jutaan tema yang berbeda. Ini mewakili eksiklopedia yang dengan ukuran raksasa, setebal 920 jilid, tidak sama dengan apa pun yang saat ini ada di dunia saat ini. Para peneliti menyebutkan bahwa “ensiklopedia” ini mengandung lima juta bit data yang berbeda.[2]
Bank data yang besar ini ada di dalam masing-masing dari 100 triliun sel pada jutaan orang yang pernah hidup sejak manusia pertama. Tidak diragukan bahwa kenyataan ini merupakan demonstrasi yang jelas tentang kekuasaan Allah yang tak terhingga, sebagai rabb semesta alam.
           
B.     EVOLUSI MANUSIA
Penemuan Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk hidup yang  bukan manusia menimbulkan banyak reaksi yang pro dan kontra di kalangan masyarakat ilmiah. Terlebih karena manusia mempunyai persamaan dengan kera, sedangkan persamaan-persamaan itu menunjukkan kekerabatan.
Akan tetapi, disamping persamaan-persamaan tersebut, banyak sifat yang membedakan manusia dari kera. Salah satu diantaranya yang terpenting adalah volume otaknya. Familia kera yang terbesar, gorila misalnya, volume otaknya hanya sekitar 600 cc, sedangkan volume otak manusia modern yang terkecil lebih dari 900cc. Rata-rata volume otak manusia modern adalah 1230 cc. Tulang dahi diatas mata dari kera sangat menonjol, sedangkan pada manusia moderen tidak demikian. Dahi manusia membentuk sudut yang tegak, sedangkan dahi kera membentuk sudut yang tajam. Rahang bawah manusia membentuk dagu yang tajam, sedangkan rahang bawah kera tidak demikian. Tangan kera lebih panjang dari pada tangan manusia. Dan masih banyak lagi hal-hal yang membedakan antara manusia dengan kera.[3]

 Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada Para Malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak Termasuk mereka yang bersujud.   ( QS: al-A’raf: 11)
Para evolusi dahulu sering kali menyebut-nyebut adanya mata rantai yang hilang (missing link) yang menghubungkan manusia dengan kera. Beberapa ahli berpendapat, sifat-sifat dari mata rantai yang hilang itu adalah antara manusia dengan kera. Tengkorak Australopiticus bentuknya menyerupai tengkorak simpanse atau gorila; volume otaknya di perkirakan kurang lebih 600 cc, separo dari volume otak manusia. Dahinya lebih menyerupai dahi manusia. Bentuk rahang dan giginya seperti gigi manusia.
Kemungkinan bahwa Australopithecus merupakan nenek moyang dari manusia telah banyak dipikirkan oleh para ahli, tetapi hal tersebut hanyalah merupakan sebuah kemungkinan, setidak-tidaknya sampai sekarang juga masih berupa dugaan, belum di buktikan secara nyata. Padahal di Al-qur’an Allah SWT telah menjelaskan:
Ü=|¡ø ÇÌÐÈ  
 Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa    pertanggung jawaban)?.  Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). (QS: al-Qiyaamah: 36-37).
Kemudian Allah juga menjelaskan dalam firman-Nya:
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 9@»|Áù=|¹ ô`ÏiB :*uHxq 5bqãZó¡¨B ÇËÏÈ
Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.(QS: Al-hijr:26)
Sebenarnya evolusi bukanlah sebuah teori ilmiah, melainkan sebuah kepercayaan musyrik. Gagasan tentang evolusi muncul pertama kalinya dalam masyarakat kuno, seperti Mesir, Babilonia, dan Sumeria, lalu mencapai para filsuf Yunani kuno.
Beragam konsep bisa muncul di benak kita apabila teori evolusi disebut. Sebagian orang, terutama kaum materialis yang mengira teori ini adalah fakta yang sudah terbukti secara ilmiah, dengan amat sengit mendukungnya, dan juga, dengan sama sengitnya, menolak semua gagasan yang bertentangan dengannya.
Kelompok kedua terdiri atas orang-orang yang tidak punya cukup keterangan tentang berbagai pernyataan teori evolusi. Mereka tak begitu tertarik kepadanya, karena tidak menyadari kerusakan yang telah dibawa Darwinisme kepada kemanusiaan dalam satu setengah abad terakhir ini. Bagi mereka tidak menjadi masalah bahwa teori ini dicekokkan kepada masyarakat serta dipertahankan mati-matian, sekalipun secara ilmiah teori ini sudah tidak absah, sebab mereka telah menutup mata terhadap apa yang sedang berlangsung.
Kelompok ketiga adalah mereka, yang di bawah pengaruh saran dan propaganda materialis, memandang teori ini sebagai fakta ilmiah dan mencari "jalan tengah" antara teori evolusi dan iman kepada Allah. Mereka menerima segenap uraian Darwinisme tentang asal-muasal kehidupan, namun mencoba membangun jembatan yang menghubungkan teori evolusi dengan kepercayaan agama, yaitu dengan berpendapat bahwa peristiwa dalam uraian tersebut berlangsung dalam kendali Allah.[4]

PENUTUP

Kesimpulan
Sebuah herarki yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Sangat teratur dan sistematis. organisme atau makhluk hidup yang ada di muka bumi ini tersususn atas herarki kehidupan yang sangat terorganisir dan itu semua adalah hasil ciptaan yang maha dahsyat dari sang pencipta. Dikatakan oleh schwan seorang peneliti sel, bahwasanya unit terkecil dari makhluk hidup adalah sel, dan di dalam inti sel atau nuklus yang sangat kecil ini terdapat DNA.  Dari sel tersebut terbentuklah jaringan, dari jaringan terbentuklah organ tubuh, dari organ tubuh membentuk system organ lalu jadilah organisme atau individu yang beragam bentuk dan sifatnya.
Teori darwinisme sangat tidak masuk akal apabila kita telah telah mengkaji proses terbentuknya organisme. Organisme manusia dengan kera sangatlah berbeda, perbedaan itu dapat kita lihat dari volume otak manusia dank kera maupun dari bukti-bukti yang lain. Teori yang dikembangkan darwin ini hanyalah khayalan semata dan sifatnya takhayul.
          Saran
            Penyusun menyadari bahwa pembuatan paper ini jauh dari titik kesempurnaan. Karena manusia sendiri sejatinya bukanlah dari dzat yang sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun paper ini mengharapkan masukan dan saran dari berbagai para pembaca dan semua pihak sekalian demi pembenahan paper ini selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA
http:// DNA-wikipedia, the free encyclopedia.org/w/index.php?title= =edit.
Muchtaromah,Bayyinatul; 2007, Siapakah Penentu Jenis Kelamin? study genetika modern dalam Al-Qur’an,UIN-malang press.
Yahya, Harun;2007, Rantai Keajaiban (Chain of Miracle), PT Syamil Cipta Media, Bandung.
Abdushamad Kamil, Muhammad; 2002, Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur’an, Akbar Media Eka Sarana, Jakarta.
Yahya,Harun; 2004, Mengapa Darwines Bertentangan Dengan Al-Qur’an, Bandung.




















[1] Yang dimaksud dengan “menetukan” pada ayat ini adalah menentukan fase-fase kejadiannya, umur, rezeki dan nasib.

[2] Harun Yahya, Rantai Keajaiban, 2007, Dzikra, hal 92

[3]  Drs. Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, 2008, Jakarta:Rajawali Press, Hal 147.

[4] Harun Yahya, Mengapa Darwines Bertentangan Dengan Al-qur’an, 2004

Selasa, 07 Desember 2010

FAEDAH SHALAWAT NARIYAH

Faedah Sholawat Nariyah
Sholawat Nariyah adalah sebuah sholawat yang disusun oleh Syekh Nariyah. Syekh yang satu ini hidup pada jaman Nabi Muhammad sehingga termasuk salah satu sahabat nabi. Beliau lebih menekuni bidang ketauhidan. Syekh Nariyah selalu melihat kerja keras nabi dalam menyampaikan wahyu Allah, mengajarkan tentang Islam, amal saleh dan akhlaqul karimah sehingga syekh selalu berdoa kepada Allah memohon keselamatan dan kesejahteraan untuk nabi. Doa-doa yang menyertakan nabi biasa disebut sholawat dan syekh nariyah adalah salah satu penyusun sholawat nabi yang disebut sholawat nariyah.
Suatu malam syekh nariyah membaca sholawatnya sebanyak 4444 kali. Setelah membacanya, beliau mendapat karomah dari Allah. Maka dalam suatu majelis beliau mendekati Nabi Muhammad dan minta dimasukan surga pertama kali bersama nabi. Dan Nabi pun mengiyakan. Ada seseorang sahabat yang cemburu dan lantas minta didoakan yang sama seperti syekh nariyah. Namun nabi mengatakan tidak bisa karena syekh nariyah sudah minta terlebih dahulu.
Mengapa sahabat itu ditolak nabi? dan justru syekh nariyah yang bisa? Para sahabat itu tidak mengetahui mengenai amalan yang setiap malam diamalkan oleh syekh nariyah yaitu mendoakan keselamatan dan kesejahteraan nabinya. Orang yang mendoakan Nabi Muhammad pada hakekatnya adalah mendoakan untuk dirinya sendiri karena Allah sudah menjamin nabi-nabiNya sehingga doa itu akan berbalik kepada si pengamalnya dengan keberkahan yang sangat kuat.
Jadi nabi berperan sebagai wasilah yang bisa melancarkan doa umat yang bersholawat kepadanya. Inilah salah satu rahasia doa/sholawat yang tidak banyak orang tahu sehingga banyak yang bertanya kenapa nabi malah didoakan umatnya? untuk itulah jika kita berdoa kepada Allah jangan lupa terlebih dahulu bersholawat kepada Nabi SAW karena doa kita akan lebih terkabul daripada tidak berwasilah melalui bersholawat.
Inilah riwayat singkat sholawat nariyah. Hingga kini banyak orang yang mengamalkan sholawat ini, tak lain karena meniru yang dilakukan syekh nariyah. Dan ada baiknya sholawat ini dibaca 4444 kali karena syekh nariyah memperoleh karomah setelah membaca 4444 kali. Jadi jumlah amalan itu tak lebih dari itba’ (mengikuti) ajaran syekh.
Agar bermanfaat, membacanya harus disertai keyakinan yang kuat, sebab Allah itu berada dalam prasangka hambanya. Inilah pentingnya punya pemikiran yang positif agar doa kita pun terkabul. Meski kita berdoa tapi tidak yakin (pikiran negatif) maka bisa dipastikan doanya tertolak.
Inilah bacaan sholawat nariyah yang terkenal itu :
FAEDA 2“Allohumma sholli shollaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaman ‘ala sayyidina Muhammadiladzi tanhallu bihil ‘uqodu, wa tanfariju bihil kurobu, wa tuqdho bihil khawa iju wa tunaa lu bihirrogho ibu wa khusnul khowaatimi, wa yustasqol ghomaamu biwaj hihil kariimi wa ‘ala aalihi washokhbihi fii kulli lamhatiw wa nafasim bi’adadi kulli ma’lum millak, ya robbal ‘aalamiin”
Artinya :
“Ya Allah Tuhan Kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala kesusahan, ditunaikan segala macam hajat, tercapai segala keinginan dan khusnul khotimah, dicurahkan rahmat dengan berkah pribadinya yang mulia. Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurnah itu semoga Engkau limpahkan juga kepada para keluarga dan sahabatnya setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan Engkau, Ya Tuhan semesta alam”
“Allohumma sholli ’sholaatan kaamilatan wa sallim salaaman taaamman ‘ala sayyidina Muhammadinilladzi tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaaiju wa tunalu bihir roghooibu wa khusnul khowaatimu wa yustasqol ghomamu biwajhihil kariem wa ‘ala aalihi wa shohbihi fie kulli lamhatin wa nafasim bi’adadi kulli ma’lumin laka”
Artinya : Ya Alloh berilah sholawat dengan sholawat yang sempurna dan berilah salam dengan salam yang sempurna atas penghulu kami Muhammad yang dengannya terlepas segala ikatan, lenyap segala kesedihan, terpenuhi segala kebutuhan, tercapai segala kesenangan, semua diakhiri dengan kebaikan, hujan diturunkan, berkat dirinya yang pemurah, juga atas keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam setiap kedipan mata dan hembusan nafas sebanyak hitungan segala yang ada dalam pengetahuanMU
Sholawat ini pernah diijazahkan oleh ustadz Mawardi, salah seorang muthowwif jamaah hajji Tazkia yang sudah menetap lama di Saudi. Sholawat ini hendaknya dibaca 11 kali setelah sholat fardhu. Sholawat ini banyak faedahnya
Belakangan setelah beberapa waktu berlalu saya membaca kitab terjemahan Afdhal al Salawat ‘ala Sayyid as Sadat karangan Yusuf bin Ismail an Nabhani (diterjemahkan oleh Muzammal Noer dengan judul Bershalawat untuk mendapat keberkahan hidup, dengan penerbit Mitra Pustaka, Cetakan I Desember 2003 hal 302)
Imam Ad Dinawari berkata : Siapa saja membaca shalawat setiap selesai sholat sebanyak 11 kali dan ia menjadikannya sebagai bacaan rutin maka rizkinya tidak akan pernah putus dan ia mendapatkan derajat yang tinggi.

DOA AKHIR & AWAL TAHUN HIJRIAH

Doa Awal Tahun & Akhir Tahun Hijriah

Doa Akhir Tahun dibaca 3 kali pada akhir waktu Asar atau sebelum masuk waktu Maghrib  pada akhir bulan Zulhijjah.
Sesiapa yang membaca doa ini, Syaitan berkata
“Kesusahan bagiku dan sia-sia lah pekerjaanku menggoda anak Adam pada setahun ini dan Allah binasakan
aku satu saat jua. Dengan sebab membaca doa ini, Allah ampunkan dosanya setahun”
Berikut adalah Doa Akhir Tahun doa-akhir-thn0.jpg
Maksudnya:
Allah SWT berselawat ke atas penghulu kami Muhammad SAW, ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda dan kesejahteraan ke atas mereka.
Wahai Tuhan, apa yang telah aku lakukan dalam tahun ini daripada perkara-perkara yang Engkau tegah daripada aku melakukannya dan aku belum bertaubat daripadanya. Sedangkan Engkau tidak redha dan tidak melupakannya. Dan aku telah melakukannya di dalam keadaan di mana Engkau berupaya untuk menghukumku, tetapi Engkau mengilhamkanku dengan taubat selepas keberanianku melakukan dosa-dosa itu semuanya. Sesungguhnya aku memohon keampunanMu, maka ampunilah aku. Dan tidaklah aku melakukan yang demikian daripada apa yang Engkau redhainya dan Engkau menjanjikanku dengan pahala atas yang sedemikian itu. Maka aku memohon kepadaMu.
Wahai Tuhan! Wahai yang Maha Pemurah! Wahai Yang Maha Agung dan wahai Yang Maha Mulia agar Engkau menerima taubat itu dariku dan janganlah Engkau menghampakan harapanku kepadaMu Wahai Yang Maha Pemurah. Dan Allah berselawat ke atas penghulu kami Muhammad, ke atas ahli keluarga dan sahabat-sahabatnya dan mengurniakan kesejahteraan ke atas mereka.
Barangsiapa yang membaca doa akhir tahun ini, maka syaitan akan berkata:
“Hampalah kami di sepanjang tahun ini”.

-
Doa Awal Tahun dibaca 3 kali selepas maghrib pada malam satu Muharram. Sesiapa yang membaca doa ini, Syaitan berkata
“Telah amanlah anak Adam ini daripada godaan pada tahun ini kerana Allah telah mewakilkan
dua Malaikat memeliharanya daripada fitnah Syaitan”.
Berikut adalah Doa Awal Tahun
doa-awal-thn0.jpg
Maksudnya:
Allah SWT berselawat ke atas penghulu kami Muhammad SAW, ahli keluarga dan sahabat-sahabat baginda dan kesejahteraan ke atas mereka.
Wahai Tuhan, Engkaulah yang kekal abadi, yang qadim. yang awal dan ke atas kelebihanMu yang besar dan kemurahanMu yang melimpah dan ini adalah tahun baru yang telah muncul di hadapan kami. Kami memohon pemeliharaan dariMu di sepanjang tahun ini dari syaitan dan pembantu-pembantunya dan tentera-tenteranya dan juga pertolongan terhadap diri yang diperintahkan melakukan kejahatan dan usaha yang mendekatkanku kepadaMu Wahai Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia.
Wahai Tuhan Yang Maha pengasih dari mereka yang mengasihi dan Allah berselawat ke atas penghulu kami Muhammad. Nabi yang ummi dan ke atas ahli keluarga dan sahabat-sahabatnya dan kesejahteraan ke atas mereka.

Senin, 06 Desember 2010

TEOLOGI MUKTAZILAH

 
TEOLOGI MUKTAZILAH

Muktazilah adalah salah satu dari madzhab teologi dalam Islam. Kelahiran Muktazilah, oleh lawan-lawannya, biasanya dikaitkan dengan keluarnya Washil ibn Atha dari halaqah gurunya, Hasan Basri, karena perbedaan pendapat tentang status orang Islam yang melakukan dosa besar. Menurut sang guru, orang tersebut dianggap munafiq sekaligus fasiq, sehingga ia harus dikeluarkan dari kemunitas masyarakat muslim. Sementara itu, menurut sang murid, orang tersebut dihukumi fasiq. Ia berada di antara “manzil bain manzilatain” (tempat di antara dua tempat, yaitu mukmin dan kafir). Karena perbedaan tersebut, sang murid lantas memisahkan diri dan membentuk halaqah sendiri bersama Amr Ibn Ubaid. Sang guru mengatakan, “Intazala anna Washil” (Washil telah memisahkan diri dari kita). Dari situlah kemudian muncul istilah Muktazilah, orang-orang yang memisahkan diri.[1]
Akan tetapi, dalam tradisi Muktazilah sendiri, Hasan Basri dianggap sebagai salah satu tokoh mereka. Bahkan, bebarapa orang shahabat besar seperti Abu Bakar, Umar dan Ali dimasukkan dalam tokoh mereka juga.[2] Selain itu, hubungan Hasan Basri dan Washil ibn Atha tidak terputus, sampai kematian memisahkan mereka. Bahkan, Washil masih sering terlihat bepergian bersama gurunya dalam berbagai perjalanan.[3] Ini membuat orang bertanya mengenai kebenaran cerita di atas.
Sementara itu, menurut Montgomery Watt, pemikiran utama Muktazilah sesungguhnya diberikan oleh Mu’ammar (Makmar). Nama Washil ibn Atha, Amr ibn Ubaid, Abu Hudzail dan lainnya, hanyalah orang-orang yang ditokohkan oleh Muktazilah ketika mereka memerlukan figur panutan. Selanjutnya, ketika figur Washil dianggap lebih baik dan disukai, maka ia kemudian dianggap sebagai pendirinya.[4]
Muktazilah yang lahir di Basrah dengan tokoh --katakanlah-- Washil ibn Atha dan Amr ibn Ubaid, pada masa kekhalifahan Abd Al-Malik ibn Marwan, muncul sebagai aliran pertama yang bersistem cukup “lengkap” dalam sejarah teologi Islam. Dalam perjalananya, aliran ini terbagi menjadi dua cabang besar dengan perhatian yang berbeda, yaitu Basrah dan Baghdad. Cabang Basrah dengan tokoh utamanya Abu Al-Huzail ibn Al-Allaf lebih banyak menaruh perhatian pada pemikiran dan pembangunan prinsip-prinsip kepercayaan. Sementara itu, cabang Baghdad dengan tokoh utama Bisyir ibn Al-Muktamar lebih memperhatikan penyebaran dan penerapan prinsip-prinsip itu dengan memanfaatkan hubungan dekatnya dengan kekuasaan khilafah Abbasyiyah. Cabang ini dibanding dengan cabang Basrah lebih banyak terpengaruh filsafat Yunani. Para pendukungnya banyak memperluas persoalan yang sudah dibahas secara sederhana oleh para pendukung Basrah dengan memanfaatkan pendapat para filosof.[5]
Di antara para khalifah Abasyiyah, al-Makmun mempunyai jasa dalam upaya mendorong perkembangan Muktazilah. Bait Al-Hikmah yang didirikannya, terutama untuk penterjemahan karya-karya filsafat Yunani kuno sangat besar artinya bagi perkembangan aliran ini dalam bidang teori, walau perkembangan Muktazilah sendiri tidak semata-mata hasil dorongan khalifah Makmun.[6] Di sisi lain, secara politis, al-Makmun menggunakan paham Muktazilah sebagai alat untuk menguji loyalitas para bawahannya yang dikenal dengan istilah “mihnah”. Yaitu, pengujian atas para hakim, apakah mereka percaya bahwa al-Qur’an diciptakan, sebagaimana ajaran Muktazilah. Yang tidak percaya dipecat.
Kalangan Muktazilah berpendapat bahwa tidak ada yang qadim selain Allah. Kepercayaan akan adanya dzat yang qadim selain Allah adalah syirik. Orang yang menduduki jabatan hakim harus bebas dari syirik. Bila sudah terlanjur, mereka harus diturunkan. Mihnah ini dalam perkembangan tidak hanya diterapkan pada para hakim, tetapi juga para saksi di pengadilan, dan kemudian para pemimpin masyarakat.[7]
Kebijaksanaan al-Makmun ini dilanjutkan oleh al-Muktasim (833-842) dan bahkan lebih keras oleh al-Wasiq (842-847). Peran Ahmad ibn Abi Daud, salah seorang tokoh besar Muktazilah aliran Baghdad sangat besar dalam pelaksanaan mihnah ini.[8] Ia adalah kawan dekat al-Makmun, yang kemudian memegang jabatan Hakim Agung menggantikan Yahya ibn Aksam pada tahun 832.[9] Jabatan tersebut tetap dipegangnya sampai pada masa al-Muktasim dan al- Wasiq.
Meninggalnya al-Wasiq menandai kejatuhan Muktazilah. Penggantinya, al-Mutawakkil (847-861), lebih cenderung kepada para ahli al-hadits yang lebih banyak menderita pada masa khalifah sebelumnya. Ia menghentikan mihnah dan prinsip-prinsip Muktazilah tidak lagi dipakai sebagai prinsip negara. Ini berarti memberikan angin segar kepada lawan-lawan Muktazilah, terutama ahli Al-hadits, ahli fiqh dan Syiah, untuk balik menjatuhkannya.
Namun, dalam tubuh Muktazilah sendiri masih ada tokoh Abu Ali Al- Jubai dan anaknya, Abu Hasyim. Keduanya berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuatan Muktazilah. Sudah tentu, ini sesuatu yang sangat sulit. Kenyataanya, hanya aliran Basrah yang dapat bertahan. Aliran Baghdad, yang dahulu dekat dengan kekuasaan, harus turun dari panggung sejarah. Dalam banyak hal, usaha kedua tokoh tersebut bisa dikatakan berhasil. Namun, dalam tubuh mereka sendiri justru tampil seorang lawan baru; Abu al-Hasan al-Asya’ari (873-935), pendiri aliran Asy’ariyah, sehingga beberapa saat lamanya, Muktazilah tidak muncul ke permukaan.
Pada masa-masa berikutnya, ketika Bani Buwaih berkuasa (abad keempat Hijriyah), Muktazilah bangkit kembali, terutama di wilayah Parsia. Ia bergandengan dengan Syiah. Saat itu, banyak muncul pemikiran Muktazilah dari aliran Basrah, walau diakui tidak sebesar para pendahulunya. Mereka meninggalkan banyak karya yang masih bisa kita lihat sampai sekarang.

A. Kalam Muktazilah
Kalam Muktazilah, pada dasarnya, bertujuan untuk mensucikan Tuhan dari segala hal yang bisa menodai keesaan dan kebaikan-Nya. Untuk itu, mereka menggunakan dalil-dalil akal sebagai pegangan. Kalau ada teks al-Qur’an atau Sunnah yang dianggap bisa memberikan pengertian yang menodai keesaan dan kebaikan-Nya, mereka mentakwilkanya sehingga sesuai dengan apa yang ditunjukkan dalil-dalil akal.
Kalam Muktazilah dirumuskan dalam lima prinsip pokok yang disebut “al- Ushul al-Khamsah”. (1) At-tauhid (Keesaan Tuhan), (2) Al-adl (Keadilan tuhan), (3) AL-waid-wa al-waad (Janji dan ancaman tuhan), (4) Al-manzilah baina manzilataini (Posisi di antara dua posisi), (5) AL-amru bil ma’ruf  wa an-nahyi ’anil munkar (Perintah untuk melakukan perbuatan baik dan mencegah perbuatan jahat).[10]

Pertama, Keesaan Tuhan (At-tauhid)
Prinsip ini didefinisikan sebagai Allah Maha Esa. Tidak ada satupun yang menyekutui-Nya dalam sifat-sifat yang menjadi haknya; baik dalam penegasian maupun penetapan.[11] Penetapan ini terkait dengan pemahaman Muktazilah mengenai sifat-sifat Tuhan dan bagaimana sifat-sifat itu dinisbatkan kepada Tuhan, sehingga tidak memberikan pengertian adanya hal-hal yang bisa menodai keesaan-Nya, semisal adanya hal-hal yang qadim selain dzat Allah.[12]

Kedua, Keadilan Tuhan (Al-‘adl)
Ajaran dasar kedua, Al-‘adl ada hubungannya dengan At-tauhid. Kalau dengan At-tauhid kaum Muktazilah ingin menyucikan diri tuhan dengan persamaan dengan makhluk,  maka dengan Al-‘adl mereka ingin menyucikan perbuatan tuhan dari persamaan dengan perbuatan makhluk. Hanya tuhanlah yang berbuat adil; tuhan tidak bisa berbuat dzalim. Pada makhluk terdapat perbuatan dzalim . dengan kata lain kalau At-tauhid membahas keunikan dari tuhan, sedangkan Al-‘adl membahas keunikan perbuatan manusia.
Kalau disebut tuhan adil, maka itu kata ‘Abd al-Jabbar, berarti bahwa semua perbuatan tuhan bersifat baik; tuhan tidak berbuat buruk, dan tidak melupakan apa yang wajib di kerjakan-Nya.[13]
Prinsip ini didefinisikan bahwa semua perbuatan- Nya adalah baik. Dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang tidak baik. Dia juga tidak mungkin meninggalkan apapun yang merupakan kewajiban bagi-Nya.

1. Allah tidak berdusta dalam firman-Nya, dan kedustaan tidak boleh menjadi hukum-                         Nya.
2.
Allah tidak menyiksa anak-anak orang musyrik, karena dosa orang tuanya.
3.
Allah tidak memberikan mukjizat kepada orang-orang yang banyak berdusta.
4. Allah tidak membebani hamba-Nya dengan sesuatu yang tidak dapat dilakukan dan tidak dapat diketahui (dipahami). Sebaliknya. Dia membuat hamba-Nya mampu melakukan beban yang diberikan, membuat mereka mengetahui sifat beban itu, dan menunjukkan serta menjelaskannya kepada mereka. Sedemikian, sehingga orang yang dibinasakan maupun yang dihidupkan, adalah berdasarkan atas keterangan yang telah diberikan. Yaitu, karena ketaatan dan kelalaian mereka sendiri.
5. Allah pasti memberikan balasan yang baik kepada manusia yang menjalankan kewajibannya secara baik dan benar, dan memberikan balasan yang jelek kepada orang yang tidak mengerjakan kewajiban dan melakukan kejahatan.
6. Rasa sakit dan sakit yang ditimpakan Allah atas orang mukalaf, adalah untuk kepentingan mukalaf itu sendiri. Kalau tidak, maka Dia berarti telah meninggalkan kewajiban-Nya.
7. Pandangan Allah tentang hamba-Nya, mengenai hal-hal yang berkenaan dengan agama, tugas serta kewajiban adalah lebih baik daripada pandangan mereka sendiri mengenai hal itu.[14]
Ketiga, Janji dan Ancaman Tuhan (AL-waid-wa al-waad)
Tuhan tidak akan dapat disebut adil, jika ia tidak memberi pahala kepada orang yang berbuat baik dan jika tidak menghukum orang yang berbuat buruk (kejahatan). Didefinisikan bahwa Allah berjanji untuk memberikan ganjaran kepada orang yang taat dan mengancam untuk menyiksa orang-orang yang durhaka. Dia pasti melaksanakan janji dan ancaman-Nya itu; tidak mungkin terjadi kedustaan dalam janji-Nya. Bila Dia berdusta akan janji- Nya sendiri, berarti firman-Nya tidak dapat dipegangi (tidak dapat dipercaya).

Keempat, Posisi di antara Dua Posisi (Al-manzilah baina manzilataini).
Didefisinikan, bahwa pelaku dosa besar (dikalangan orang muslim) menduduki posisi di antara dua nama dan menduduki hukum di antara dua hukum, yaitu fasiq.[15] Ia tidak dihukumi kafir, karena kenyataanya ia masih beriman dan muslim. Ia tidak dikenakan larangan melakukan perkawinan, pewarisan dan dikubur di pemakaman muslim. Namun, tidak bisa pula dihukumi sebagai muslim dan mukmin yang “baik”, karena telah melakukan dosa besar dan imannya tidak lagi sempurna. Karena perbuatannya, sebagaimana dinyatakan dalam Ijma, ia tidak pantas dihormati, dipuji dan ditolong demi Allah, sebagaimana yang mesti dilakukan terhadap seorang mukmin. Karena bukan mukmin ia tidak dapat masuk surga, dan karena bukan kafir pula, ia sebenarnya tak mesti masuk neraka. Ia sebenarnya di tempatkan di luar surga dan di luar neraka, maka pembuat dosa besar harus di masukkan ke dalam salah satu tempat ini.

Kelima, Amar Makruf Nahi Munkar (AL-amru bil ma’ruf  wa an-nahyi ’anil- munkar).
Ajaran dasar kelima ini perintah berbuat yang baik dan larangan berbuat jahat, di anggap sebagai kewajiban bukan oleh kaum mu’tazilah saja, tetapi juga oleh golongan umat islam lainnya. Perbedaan yang terdapat antara golongan-golongan iu adalahh tentang pelaksanaannya.

Di sini diperlukan syarat-syarat, antara lain;
1. Pengetahuan yang pasti bahwa yang diperintahkan adalah sesuatu yang baik
dan yang dicegah adalah sesuatu yang jelek.
2. Pengetahuan atau dugaan yang kuat bahwa perbuatan yang tidak baik tersebut telah benar-benar ada atau telah terjadi. Misalnya, telah tersedia alat-alat minum (minuman keras), alat-alat judi dan lainnya.
3. Pengetahuan atau dugaan yang kuat bahwa pencegahan tersebut tidak bakal  menimbulkan kerugian yang lebih besar. Misalnya, kalau dilakukan pencegahan minuman keras bakal menimbulkan huru-hara atau pembunuhan dikalangan kaum muslimin, maka pencegahan tersebut tidak wajib dilakukan.
4. Pengetahuan atau sangkaan yang kuat bahwa tindakannya itu akan menimbulkan pengaruh. Kalau sadar bahwa kata-katanya tidak bakal menimbulkan pengaruh, maka tidak wajib.
5. Pengetahuan atau sangkaan yang kuat bahwa tindakannya tidak bakal menimbulkan kerugian pada harta atau dirinya.[16]


B. Tentang Lutf
Apakah Tuhan berkewajiban untuk melakukan sesuatu? Pertanyaan ini telah melahirkan kontroversi dikalangan ahli kalam. Penyataan bahwa Tuhan harus melakukan sesuatu atas hamba-hamba-Nya merupakan sesuatu yang sangat absurd dikalangan muslim tradisional Sunni. Sebaliknya, bagi kaum Muktazilah, Tuhan memiliki kewajiban terhadap manusia.[17] Di antara kewajiban tersebut, Tuhan wajib melakukan sesuatu yang baik, bahkan terbaik kepada manusia. Tuhan wajib menepati janji-janji-Nya, mengutus para Rasul, memberi rizki kepada mahluk- Nya dan lain-lain.[18]
Konsep Lutf, Shalah wa al-Ashlah, keduanya adalah pelebaran paham Muktazilah tentang keadilan Tuhan. Di dalamnya terkandung persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanyaan di atas.
Lutf, bentuk masdar “la-tha-fa” berarti menolong, menyantuni, kehalusan, keramahan dan kelembutan. Allah disebut “latif”, karena Dia Maha Penolong, Maha Halus dan Penyantun para hamba-Nya.[19]
Dalam istilah kalam Muktazilah, lutf adalah sesuatu yang membuat manusia mampu memilih untuk berperilaku mukmin, yang tanpanya manusia dapat terjerumus dalam tindakan sebaliknya.[20]
Akan tetapi, konsep lutf ini bukan berarti menghilangkan makna kebebasan manusia, konsep utama dalam faham Muktazilah. Menurut Abd Jabbar, lutf yang diberikan Tuhan kepada mukallaf bukan sebagai balasan, melainkan sebagai konsekuansi-Nya atas adanya pembebanan pada manusia.[21] Dan lutf inipun hanya diberikan kepada orang-orang tertentu, yaitu orang yang dinilai punya potensi atau kecenderungan untuk beriman. Lutf tidak mungkin diberikan kepada orang-orang yang ingkar, sebagaimana yang dikatakan dalam al- Qur’an,
öqs9ur zNÎ=tæ ª!$# öNÍkŽÏù #ZŽöyz öNßgyèyJó`{ ( öqs9ur öNßgyèyJór& (#q©9uqtGs9 Nèd¨r šcqàÊÌ÷èB ÇËÌÈ  
“Sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada ada mereka, maka Allah akan menjadikan mereka dapat mendengar....” (Al-Anfal, 23).
Abd Jabbar membagi lutf dalam tiga kategori;
1. Lutf yang berhubungan dengan perbuatan Tuhan.
2. Lutf yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf.
3. Lutf yang berhubungan dengan selain perbuatan Tuhan dan manusia.[22]
Lutf yang berhubungan dengan Allah, menurut Basyar ibn Muktamar, tidak merupakan kewajiban. Artinya, Tuhan tidak berkewajiban membuat atau memberikan lutf kepada semua manusia. Sebab, bila lutf tersebut merupakan kewajiban bagi Allah, maka di dunia ini tentu tidak ada kejahatan. Padahal, kenyataannya kejahatan masih banyak dan merajalela. Selain itu, kemungkinan manusia untuk berbuat; baik dan buruk, menjadi tidak mempunyai makna. Begitu pula tentang balasan surga dan neraka.
Lutf yang berhubungan dengan perbuatan manusia ada dua macam. Yang diaktifkan untuk menghilangkan kemudaratan, maka ini hukumnya wajib. Sedang lutf yang digunakan untuk aktifitas sunnah, maka tidak wajib.
Lutf yang tidak berkaitan dengan perbuatan Tuhan dan tidak berkaitan dengan perbuatan manusia mukallaf, juga ada dua. Yakni, lutf yang berhubungan dengan hukum kebiasaan, dan lutf yang berhubungan dengan perbuatan yang -- diketahui-- tidak biasa berlaku. Untuk kondisi pertama, adanya lutf dianggap baik, sedang pada kondisi kedua, tidak baik bahkan jelek.

C. Tentang Salah dan Al-Aslah.
Kata “shalah”, masdar kata “sha-la-ha” berarti baik, lawan kata buruk. Sedang “aslah” adalah isim tafdhil, yang bermakna “terbaik”. Istilah “Shalah wa al-Aslah” sebagaimana yang digunakan kaum Muktazilah, adalah suatu kewajiban bagi Allah untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi para hamba-Nya.[23]


[1] Lihat antara lain Ali M. Al-Ghurabi, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah wa Nasy’at Ilm al-
Kalam inda al-Muslimin, hal 80-81.

[2]  Lihat Ahmad ibn Yahya al-Murtadho, Kitab Tabaqat al-Muktazilah, ed. Susanna
Diwald-Wiltzer, hal 9-24. Tentang Hasan Basri, lihat hal 18-24.



[3]  Lihat Al-Ghurabi, Tarikh al-Firaq,

[4]  Montgomery Watt, Pemikiran Teologi dan Filsafat Islam, hal 73-77. Meski demikian, tidak jelas juga siapa yang dimaksud dengan Muammar atau Makmar oleh Watt. Hanya saja, menurutnya, Muktazilah lahir karena pengaruh pemikiran Yunani. Ia berusaha menggabungkan dogma-dogma Islam dengan filsafat pemikiran Yunani kuno. Akan tetapi, pernyataan Watt ini juga rancu dan sulit dibuktikan. Sebab, kenyataannya, Muktazilah telah lebih dahulu mapan sebelum filsafat Yunani masuk ke dalam Islam lewat terjemahan. Lihat Khudori Soleh, Wacana Baru
Filsafat Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004), xvii.

[5]  Lihat Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, III, hal 159-161

[6]  Majid Fahri, A. History of Islamic Philosophy, hal 23. Akan tetapi, menurut penelitian
PS. Van Koningsveld, tidak ada naskah Yunani yang tercatat dalam katalok-katalok mengenai
naskah-naskah yang terdapat dalam lembaga ini. Lihat dalam artikelnya, “Bait Al-Hikmah dan
Kebijaksanaan beragama Kholifah Al-Makmun” dalam Herman L. Beck dan Nico Kaptein, Studi
Belanda Kontemporer tentang islam: Lima Contoh, hal 49-70.

[7]  Lihat artikel D. Sourdel,The Abbasid Caliphate dalam ‘Cambridge History of Islam’,
ed. PM. Holt, KS. Lambton dan Bernard Lewis, I, hal 124-124; Ahmad Amin, Dhuha al-Islam,
III, hal 161 dan seterusnya; Harun Nasution, Teologi Islam; Aliran-Aliran Sejarah, Analisa,
Perbandingan, hal 60.

[8]  Pada buku Ibn al-Murtadha, Thabaqat al-Muktazilah, hal 62, hanya disebutkan bahwa
namanya Abu Abdullah Ahmad ibn Abi Daud, termasuk generasi ketujuh yang peninggalan-
peninggalannya terkenal. Tidak ada keterangan apapun selain itu.

[9]  Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, III, hal 164.

[10]  Lihat misalnya, Syarh al-Ushul al-Khamsah, ed. Abdul Karim Usman, hal 128-148.
Dikatakan oleh al-Khayyat, salah satu tokoh Muktazilah, “Seseorang tidak berhak atas nama ‘iktizal’ kecuali ia berpegang pada keseluruhan dari lima prinsip Muktazilah, yaitu tauhid, keadilan, janji dan ancaman, posisi diantara dua posisi, dan amar makruf nahi munkar. Jika kelima hal ini ada pada diri seseorang, maka ia adalah seorang Muktazilah”.
Lihat bukunya, Kitab al-Intisar wa al-Radd ala ibn al-Rawandi al-Mulhid ma Qasada min al-Kadzib ala al-
Muslimin wa al-Ta’n Alaihim, hal 126-127.

[11]  Abd Jabbar,S ya rh , hal 128.

[12] Ibid , hal 128-131.

[13] Al-usul, 132
[14] Teks aslinya berbunyi “Innahu taâ ahsan nazaran bi al-ibadih minhum li anfusihim wa
fi-ma yata’alaq bi ad-din wa at-taklif”

[15] Walau dalam definisi ini hanya disebutkan dua nama, dalam penjelasan lain disebut
tiga nama. Selain mukmin dan kafir, disebut juga munafiq. Lihat, Abd Jabbar,S ya rh, hal 38.

[16] Ibid, hal 142-143.

[17] Al-usul,518 dst
[18]  Harun Nasution, Teologi Islam, hal 128.

[19]  Ibrahim Anis, Mu`jam al-Wasit, hal 826.

[20] Abd Jabbar, Syarah al-Ushul al-Khamsah, hal 779.

[21]  Abd Jabbar, al-Mughniy, XIII, hal 7.
[22]  Abd Jabbar, al-Mughniy, XIII, hal 27.

[23] Harun Nasution, Teologi Islam, hal 47,